Individu Kelompok dan Hubungan Sosial
![]() |
sumber: worldofghibli.id |
A. TINDAKAN SOSIAL
Pengertian Tindakan Sosial
Tindakan sosial atau dalam Bahasa Inggris diterjemahkan menjadi social action adalah perilaku yang dilakukan oleh individu dengan pertimbangan interpretatif atas situasi, intraksi, dan hubungan sosial dikaitkan dengan preferensi nilai, kepercayaan, minat, emosi, kekasaan, otoritas, kultur, kesepakatan, ide, kebiasaan, atau lainnya yang dimiliki oleh individu.
Pengertian Tindakan Sosial Menurut Para Ahli
· Max Weber :
Tindakan Sosial adalah sebagai tindakan manusia yang dapat memengaruhi individu-individu lainnya dalam masyarakat.
· Emile Durkheim :
Tindakan Sosial adalah Sebagai perilaku manusia yang diarahkan oleh norma-norma dan tipe solidaritas kelompok tempat ia hidup.
· Karl Marx :
Tindakan Sosial adalah Sebagai Aktvitas manusia yang berusaha menghasilkan barang, atau mencoba sesuatu yang unik untuk mengejar tujuan tertentu .Tidak semua tindakan manusia dapat dianggap sebagai tindakan sosial.
Tindakan Sosial adalah sebagai tindakan manusia yang dapat memengaruhi individu-individu lainnya dalam masyarakat.
· Emile Durkheim :
Tindakan Sosial adalah Sebagai perilaku manusia yang diarahkan oleh norma-norma dan tipe solidaritas kelompok tempat ia hidup.
· Karl Marx :
Tindakan Sosial adalah Sebagai Aktvitas manusia yang berusaha menghasilkan barang, atau mencoba sesuatu yang unik untuk mengejar tujuan tertentu .Tidak semua tindakan manusia dapat dianggap sebagai tindakan sosial.
Max Weber (George Ritzer, 1992) membedakan tindakan sosial ke dalam empat kategori sebagai berikut.
1) Tindakan sosial yang bersifat rasional
Tindakan sosial yang bersifat rasional adalah tindakan sosial yang dilakukan dengan pertimbangan dan pilihansecara sadar, meliputi suatu unsur yang sistematis dan teratur untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
2) Tindakan Sosial Berorientasi Nilai
Tindakan sosial berorientasi nilai dilakukan dengan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang ingin dicapai tidak terlalu dipertimbangkan. Tindakan seperti ini menyangkut kriteria baik dan benar menurut penilaian masyarakat. Tercapai atau tidaknya tujuan bukan persoalan dalam tindakan sosial tipe ini. Yang penting adalah kesesuaian dengan nilai-nilai dasar yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
3) Tindakan Sosial Tradisional
Tindakan sosial ini dilakukan tanpa perhitungan secara matang, melainkan lebih karena kebiasaan yang berlaku selama ini dalam masyarakat. Itulah sebabnya, tindakan ini cenderung dilakukan tanpa suatu rencana terlebih dahulu, baik tujuan maupun caranya karena pada dasarnya mengulang dari sudah dilakukan sebelumnya.
4) Tindakan Afektif
Tindakan sosial afektif tergolong tindakan yang irasional, karena sebagian besar tindakan dikuasai oleh perasaan (afeksi) ataupun emosi, tanpa perhitungan, atau pertimbangan yang matang. Perasaan entah marah, cinta, gembira, atau sedih muncul begitu saja sebagai ungkapan langsung terhadap keadaan tertentu. Itulah sebabnya tindakan sosial ini lebih berupa reaksi spontan. Misalnya, ungkapan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya dengan memeluk atau mencium.
B. INTERAKSI SOSIAL
Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis, berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.
Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Ahli
· Macionis
Interaksi Sosial adalah proses aksi (tindakan) dan reaksi (membalas tindakan) yang dilakukan oleh seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.
· Broom dan Selznic
Interaksi Sosial adalah proses aksi (tindakan) yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan tindakan balasan (respon) sesuai dengan tindakan orang lain.
· Kimball Young dan Raymond W. Mack
Interaksi Sosial adalah hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, individu dengan kelompok, atau pun kelompok dengan kelompok lainnya.
· Soerjono Soekanto
Interaksi Sosial adalah proses sosial tentang cara berhubung yang bisa dilihat jika individu dengan kelompok sosial saling bertemu lalu menentukan sistem dan hubungan sosial.
Syarat-syarat dalam Interaksi Sosial
· Broom dan Selznic
Interaksi Sosial adalah proses aksi (tindakan) yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan tindakan balasan (respon) sesuai dengan tindakan orang lain.
· Kimball Young dan Raymond W. Mack
Interaksi Sosial adalah hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, individu dengan kelompok, atau pun kelompok dengan kelompok lainnya.
· Soerjono Soekanto
Interaksi Sosial adalah proses sosial tentang cara berhubung yang bisa dilihat jika individu dengan kelompok sosial saling bertemu lalu menentukan sistem dan hubungan sosial.
Syarat-syarat dalam Interaksi Sosial
- Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antar orang perorangan, antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia dan sebaliknya, antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
- Komunikasi adalah proses penyampaian informasi (pesan, ide, dan gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain untuk saling memengaruhi satu sama lain.
- Melibatkan lebih dari satu orang.
- Adanya komunikasi antara pelaku dengan cara kontak sosial.
- Maksud dan tujuan yang ditentukan jelas.
- Terdapat dimensi waktu (masa lalu, masa kini dan masa akan datang).
Jenis-jenis Interaksi Sosial
1) Imitasi
Imitasi artinya meniru atau tiruan. Imitasi memiliki makna berupa proses belajar dengan cara mengikuti atau meniru perilaku orang-orang di sekitarnya. Proses imitasi dapat dilakukan dalam berbagai aspek, seperti cara berpakaian, cara berbicara, cara makan, hingga cara berjalan. Proses imitasi secara alami dilakukan oleh setiap individu karena ketika manusia lahir, manusia belum mengetahui apapun tentang kehidupan sosial. Manusia mulai melakukan berbagai hal dengan melihat dan meniru orang-orang di sekitarnya.
2) Identifikasi
Identifikasi memang sekilas mirip dengan imitasi, dimana seorang individu meniru pihak lainnya. Namun dalam identifikasi, proses peniruannya lebih mendalam, dimana peniruan pihak lain hingga pada cara berpikir dan tingkah lakunya hingga persisi dengan panutannya. Melalui proses identifikasi kepribadian seorang individu akan terbentuk baik disengaja maupun tidak disengaja.
3) Sugesti
Sugesti secara sederhana merupakan gagasan, pandangan serta sikap yang diberikan oleh suatu individu ke individu lainnya dan berhasil memengaruhi individu yang menerimanya. Umumnya di masyarakat incividu yang memberikan sugesti kepada individu lainnya dipandang lebih bijak dari individu yang tersugesti.
4) Simpati
Simpati merupakan perasaan belas kasih, hormat ataupun menghargai orang lain, namun pelaku simpati tidak merasa seolah-olah menjadi individu yang dia beri rasa simpati. Simpati memiliki sifat yang umum pada sosial masyarakat. Simpati terjadi ketika sesuatu yang terjadi pada individu lainnnya terjadi karena penyebab maupun sudut pandang yang tak beresonansi dengan si pelaku simpati
5) Empati
Sekilas empati memang mirip dengan sipati dimana seseorang melakukan sesuatu karena adanya dorongan perasaan belas kasih. Namun berbeda dengan simpati, empati memiliki perasaan yang lebih mendalam dimana pelaku empati ini merasa atau mengidentifikasikan dirinya sendiri pada suatu kondisi perasaan dan pikiran yang sama atau mirip dengan individu atau kelompok lainnya. Perasaan empati umumnya dapat muncul dari pandangan bahwa setiap individu harus memiliki derajat kehidupan yang sama.
6) Motivasi
Motivasi merupakan semangat atau dorongan yang diberikan oleh individu atau kelompok lainnya untuk melakukan atau meraih sesuatu. Motivasi bertujuan untuk membuat individu yang diberi motivasi melakukan apa yang dimotivasikan.
7) Sikap Kepada Orang Lain
Dapat dikatakan bahwa manusia berperilaku sesuai lingkungannya. Setiap individu akan memberikan perilaku yang berbeda terhadap perilaku yang diterimanya dari individu lainnya. Apabila seorang individu diberikan perilaku yang positif maka individu tersebut cenderung membalas dengan perilaku yang positif juga, Namun apabila individu tersebut menerima perlakuan yang negatif maka akan cenderung melakukan perilaku yang negatif juga.
C. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
1. Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi sosial secara asosiatif memiliki sifat positif, artinya proses interaksi sosial yang cenderung menjalin kesatuan dan meningkatkan solidaritas anggota kelompok. Proses asosiatif memiliki bentuk-bentuk antara lain sebagai berikut.
a. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antar individu ataupun kelompok untuk mencapai kepentingan dan tujuan yang serupa, serta menyadarinya bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. Menurut Charles H. Cooley kerja sama dapat berlangsung jika seseorang menyadari dirinya memiliki kepentingan yang sama dengan orang lain.
Berdasarkan uraian didepan, dapat disimpulkan bahwa kerja sama akan berkembang apabila menghadapi situasi tertentu antara lain.
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul karena penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing tanpa menghilangkan unsur-unsur kebudayaan asli(perpaduan).
Unsur-unsur yang mudah diterima dalam alkulturasi:
Interaksi sosial yang bersifat disosiatif merupakan interaksi yang menghambat keteraturan sosial. Interaksi sosial yang bersifat diasosiatif mengarah kepada bentuk-bentuk pertentangan atau konflik yang berwujud persaingan,kontravensi,dan permusuhan.
a. Persaingan(competitian)
Persaingan adalah suatu proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok dalam mencapai keuntungan melalui bidang kehidupan, yang pada suatu saat tertentu menjadi pusat perhatian umum, tanpa ancaman, atau kekerasan
Hal-hal yang menyebabkan persaingan:
Kontravensi sosial adalah proses sosial yang ditandai oleh adanya sikap dan perasaan yang tidak suka disembunyikan, tetapi tidak menimbulkan konflik sosial. Bentuk proses sosial ini berada diantara persaingan dan konflik. Leopold von Weise dan Howard Becker membedakan kontravensi menjadi bebrapa bentuk sebagai berikut.
Pertikaian adalah proses sosial yang terjadi apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain dengan cara ancaman atau kekerasan.
d. Konflik
Istilah konflik berasal dari bahasa latin configere yang berarti saling memukul. Dalam pengertian sosiologi, konflik dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial dimana dua orang atau kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Hal-hal yang dapat menimbulkan terjadinya konflik sebagai berikut.
- Interaksi sosial antar individu ialah interaksi pada saat dua individu bertemu dengan cara langsung serta melakukan sebuah interaksi satu sama lain meskipun itu termasuk ke dalam bentuk yang sangat sederhana.
- Interaksi antar kelompok, dimana ini merupakan sebuah interaksi pada saat 2 kelompok yang berbeda akan saling bertemu. Komunikasi yang terjalin juga bukan lagi berkaitan dengan hal yang memiliki sifat pribadi melainkan dengan kepentingan kelompok
- Interaksi individu dan juga kelompok, merupakan sebuah interaksi dari seseorang berkomunikasi dengan beberapa kelompok orang.
1) Imitasi
Imitasi artinya meniru atau tiruan. Imitasi memiliki makna berupa proses belajar dengan cara mengikuti atau meniru perilaku orang-orang di sekitarnya. Proses imitasi dapat dilakukan dalam berbagai aspek, seperti cara berpakaian, cara berbicara, cara makan, hingga cara berjalan. Proses imitasi secara alami dilakukan oleh setiap individu karena ketika manusia lahir, manusia belum mengetahui apapun tentang kehidupan sosial. Manusia mulai melakukan berbagai hal dengan melihat dan meniru orang-orang di sekitarnya.
2) Identifikasi
Identifikasi memang sekilas mirip dengan imitasi, dimana seorang individu meniru pihak lainnya. Namun dalam identifikasi, proses peniruannya lebih mendalam, dimana peniruan pihak lain hingga pada cara berpikir dan tingkah lakunya hingga persisi dengan panutannya. Melalui proses identifikasi kepribadian seorang individu akan terbentuk baik disengaja maupun tidak disengaja.
3) Sugesti
Sugesti secara sederhana merupakan gagasan, pandangan serta sikap yang diberikan oleh suatu individu ke individu lainnya dan berhasil memengaruhi individu yang menerimanya. Umumnya di masyarakat incividu yang memberikan sugesti kepada individu lainnya dipandang lebih bijak dari individu yang tersugesti.
4) Simpati
Simpati merupakan perasaan belas kasih, hormat ataupun menghargai orang lain, namun pelaku simpati tidak merasa seolah-olah menjadi individu yang dia beri rasa simpati. Simpati memiliki sifat yang umum pada sosial masyarakat. Simpati terjadi ketika sesuatu yang terjadi pada individu lainnnya terjadi karena penyebab maupun sudut pandang yang tak beresonansi dengan si pelaku simpati
5) Empati
Sekilas empati memang mirip dengan sipati dimana seseorang melakukan sesuatu karena adanya dorongan perasaan belas kasih. Namun berbeda dengan simpati, empati memiliki perasaan yang lebih mendalam dimana pelaku empati ini merasa atau mengidentifikasikan dirinya sendiri pada suatu kondisi perasaan dan pikiran yang sama atau mirip dengan individu atau kelompok lainnya. Perasaan empati umumnya dapat muncul dari pandangan bahwa setiap individu harus memiliki derajat kehidupan yang sama.
6) Motivasi
Motivasi merupakan semangat atau dorongan yang diberikan oleh individu atau kelompok lainnya untuk melakukan atau meraih sesuatu. Motivasi bertujuan untuk membuat individu yang diberi motivasi melakukan apa yang dimotivasikan.
7) Sikap Kepada Orang Lain
Dapat dikatakan bahwa manusia berperilaku sesuai lingkungannya. Setiap individu akan memberikan perilaku yang berbeda terhadap perilaku yang diterimanya dari individu lainnya. Apabila seorang individu diberikan perilaku yang positif maka individu tersebut cenderung membalas dengan perilaku yang positif juga, Namun apabila individu tersebut menerima perlakuan yang negatif maka akan cenderung melakukan perilaku yang negatif juga.
C. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
1. Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi sosial secara asosiatif memiliki sifat positif, artinya proses interaksi sosial yang cenderung menjalin kesatuan dan meningkatkan solidaritas anggota kelompok. Proses asosiatif memiliki bentuk-bentuk antara lain sebagai berikut.
a. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antar individu ataupun kelompok untuk mencapai kepentingan dan tujuan yang serupa, serta menyadarinya bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. Menurut Charles H. Cooley kerja sama dapat berlangsung jika seseorang menyadari dirinya memiliki kepentingan yang sama dengan orang lain.
Berdasarkan uraian didepan, dapat disimpulkan bahwa kerja sama akan berkembang apabila menghadapi situasi tertentu antara lain.
- Tantangan alam yang ganas;
- Pekerjaan yang membutuhkan tenaga massal;
- Upacara keagamaan yang sakral;
- Musuh yang datang dari luar.
- Bargaining, Perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa.
- Cooperation, Penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dari suatu organisasi untuk menghindari terjadinya kecurangan.
- Coalition, Gabungan antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.
- Joint Venture, Kerja sama dalam usaha proyek-proyek tertentu.
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri dari orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang semula saling bertentangan sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Tujuan dari akomodasi antara lain;
Menurut Soejono Soekanto, asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia. Artinya, apabila orang-orang melakukan asimilasi kedalam suatu kelompok manusia atau masyarakat maka tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut
Adapun faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi:
- Mengurangi pertentangan
- Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu
- Memungkinkan terjadinya kerja sama antar kelompok
- Mengupayakan peleburan antar kelompok-kelompok sosial
Menurut Soejono Soekanto, asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia. Artinya, apabila orang-orang melakukan asimilasi kedalam suatu kelompok manusia atau masyarakat maka tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut
Adapun faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi:
- Adanya sikap toleransi
- Kesempatan yang seimbang dibidang ekonomi
- Sikap saling menghargai
- Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dan masyarakat
- Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
- Perkawinan campuran
- Adanya musuh bersama dari luar
- Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu
- Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan
- Perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan
- Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan tertentu lebih tinggi dari pada golongan lainnya
- Perbedaan ciri-ciri badaniah seperti warna kulit
- In-group feeling(perasaaan yang kuat) terhadap budaya kelompoknya
- Apabila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul karena penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing tanpa menghilangkan unsur-unsur kebudayaan asli(perpaduan).
Unsur-unsur yang mudah diterima dalam alkulturasi:
- Kebudayaan material
- Tehnologi
- Kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan kondisi setempat
- Kebudayaan yang pengaruhnya kecil
- Kebudayaan yang mendasari pola pikir masyarakat,misalnya unsur keagamaan
- Kebudayaan yang mendasari proses sosialisasi
- Golongan muda yang belum memiliki identitas dan kepribadian mantap
- Golongan masyarakat yang hidupnya belum memiliki status yang penting
- Kelompok masyarakat yang hidup tertekan
Interaksi sosial yang bersifat disosiatif merupakan interaksi yang menghambat keteraturan sosial. Interaksi sosial yang bersifat diasosiatif mengarah kepada bentuk-bentuk pertentangan atau konflik yang berwujud persaingan,kontravensi,dan permusuhan.
a. Persaingan(competitian)
Persaingan adalah suatu proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok dalam mencapai keuntungan melalui bidang kehidupan, yang pada suatu saat tertentu menjadi pusat perhatian umum, tanpa ancaman, atau kekerasan
Hal-hal yang menyebabkan persaingan:
- Perbedaan pendapat mengenai hal yang prinsip
- Perselisihan paham yang mengusik harga diri dan kebanggaan
- Persamaan kepentingan dalam hal yang sama
- Perbedaan sistem nilai dan norma dari kelompok masyarakat
- Perbedaan Kepentingan politik kenegaraan
- Timbulnya solidaritas kelompok
- Timbulnya perubahan sikap, baik positif maupun negatif
- Kerusakan dan kehilangan harta benda dan jiwa manusia jika sampai terjadi benturan fisik
- Terjadinya negosiasi diantara pihak-pihak yang bertikai
- Dapat menyalurkan keinginan individu atau kelompok
- Dapat menyalurkan kepentingan dan nilai-nilai dalam masyarakat
- Dapat menyeleksi individu yang pantas memperoleh kedudukan
Kontravensi sosial adalah proses sosial yang ditandai oleh adanya sikap dan perasaan yang tidak suka disembunyikan, tetapi tidak menimbulkan konflik sosial. Bentuk proses sosial ini berada diantara persaingan dan konflik. Leopold von Weise dan Howard Becker membedakan kontravensi menjadi bebrapa bentuk sebagai berikut.
- Kontravensi umum, meliputi perbuatan seperti penolakan, perlawan dan lain-lain.
- Kontravensi sederhana, misalnya menyanggal pernyataan orang dimuka umum
- Kontravensi intensif, misalnya penghasutan, menyebarkan desas-desus,dan lain-lain
- Kontravensi rahasia, misalnya mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat
- Kontravensi taktis, misalnya mengejutkan lawan, mengganggu atau membingungkankan pihak lain.
- Kontravensi yang menyangkut suatu generasi masyarakat
- Kontravensi yang menyangkut jenis kelamin
- Kontravensi parlemen, misalkan pertentangan antara kelompok mayoritas
- Kontravensi antara masyarakat-masyarakat setempat
- Antagonisme keagamaan
- Kontravensi Intelektual, misalnya orang-orang yang berpendidikan tinggi memandang rendah kepada orang-orang yang berpendidikan rendah
- Oposisi moral
Pertikaian adalah proses sosial yang terjadi apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain dengan cara ancaman atau kekerasan.
d. Konflik
Istilah konflik berasal dari bahasa latin configere yang berarti saling memukul. Dalam pengertian sosiologi, konflik dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial dimana dua orang atau kelompok berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Hal-hal yang dapat menimbulkan terjadinya konflik sebagai berikut.
- Adanya perbedaan Kepribadian
- Adanya perbedaan pendirian
- Adanya perbedaan kepentingan
- Adanya perubahan-perubahan sosial yang cepat dalam masyarakat
- Bertambah kuatnya rasa solidaritas
- Hancur atau retaknya kesatuan kelompok
- Adanya perubahan kepribadian individu
- Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban jiwa
Di dalam kehidupan masyarakat terdapat beberapa bentuk konflik.

1. Hubungan Antara Interaksi Sosial dengan Dinamika Sosial (Perubahan Sosial)
Pada dasarnya manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan manusia lain untuk berinteraksi demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Interaksi ini juga yang menciptakan kelompok-kelompok sosial sesuai kebutuhan dan kepentingan.
a. Pengertian Dinamika Sosial
Dinamika sosial terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi antar manusia dan antar kelompok. Dalam sosiologi, dinamika sosial diartikan sebagai keseluruhan perubahan dari seluruh komponen masyarakat dari wakru ke waktu.
Berikut beberapa pengertian dinamika sosial menurut para ahli:
1) Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah segala segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai sikap dan pola prilaku diantara kelompok kelompok masyarakat.
2) Samuel Koening
Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi pada kehidupan masyarakat.
3) Mac lver
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan sosial.
4) Roucek dan Warren
Perubahan sosial adalah perubahan dalam proses sosial atau dalam struktur masyarakat.
Berdasarkan pendapat para ahli sosiologi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan sosial terjadi dalam masyarakata dalam kurun waktu tertentu terhadap organisasi sosial yang meliputi nilai-nilai norma, kebudayaan, dan sistem sosial, sehingga terbentuk keseimbangan hubungan sosial masyarakat.
b. Ciri-ciri Dinamika Sosial.
Soerjono Soekanto menunjukan ciri-ciri perubahan yang langsung itu sebagai berikut:
1) Pengendaliaan Sosial/Pengawasan Sosial
Yaitu segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan masyarakat.
2) Mobilitas Sosial
Lingkup mobilitas sosial meliputi peristiwa sosial dimana individu atau kelompok bergerak atau berpindah dari suatu lapisan sosial kelapisan sosial lainya.
3) Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial merupakan prilaku yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi
4) Perubahan Sosial
Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Perubahan itu menyangkut niali-nilai, norma-norma sosial, dan lain lain.
5) Internasilasi
Yaitu proses panjang sejak seorang individu dilahirkan, sampai ia hampir meninggal.
6) Sosialisasi
Yaitu proses seorang individu dari masa anak-anak sampai masa tuanya belajar pola-pola tindakan berinteraksi dengan segala macam individu sekelilingnya yang menduduki beraneka ragam peranan sosial yang ada dikehidupan sehari-hari.
7) Enkulturasi (Pembudayaan)
Yaitu proses seorang individu dalam mempelajari dan menyesuaikan pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan hidup dalam kebudayaannya.
c. Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial
Perubahan sosial dipengaruhi oleh dua faktor:
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam masyarakat sendiri. Sebagai berikut:
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar masyarakat. Sebagai berikut ini:
- Konflik pribadi adalah konflik yang terjadi karena adanya masalah pribadi
- Konflik politik adalah konflik antar partai politik
- Konflik rasial adalah konflik yang terjadi diantara kelompok ras yang berbeda
- Konflik antar kelas sosial adalah konflik karena adanya perbedaan kepentingan
- Konflik yang bersifat internasional adalah konflik yang melibatkan beberapa kelompok negara(blok) karena perbedaan kepentingan masing-masing
- Elimination, berarti pengunduran diri salah satu pihak
- Subjugation atau domination, berarti orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang lain atau pihak lain untuk menaatinya
- Majority rule, berarti suara terbanyak yang ditetukan melalui pemungutan suar atau voting
- Minority consent, berarti ada kelompok mayoritas yang menang , namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan.
- Integrasi, berarti pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan

D. HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN DINAMIKA SOSIAL, SERTA KETERATURAN SOSIAL
1. Hubungan Antara Interaksi Sosial dengan Dinamika Sosial (Perubahan Sosial)
Pada dasarnya manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan manusia lain untuk berinteraksi demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Interaksi ini juga yang menciptakan kelompok-kelompok sosial sesuai kebutuhan dan kepentingan.
a. Pengertian Dinamika Sosial
Dinamika sosial terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi antar manusia dan antar kelompok. Dalam sosiologi, dinamika sosial diartikan sebagai keseluruhan perubahan dari seluruh komponen masyarakat dari wakru ke waktu.
Berikut beberapa pengertian dinamika sosial menurut para ahli:
1) Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah segala segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai sikap dan pola prilaku diantara kelompok kelompok masyarakat.
2) Samuel Koening
Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi pada kehidupan masyarakat.
3) Mac lver
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan sosial.
4) Roucek dan Warren
Perubahan sosial adalah perubahan dalam proses sosial atau dalam struktur masyarakat.
Berdasarkan pendapat para ahli sosiologi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan sosial terjadi dalam masyarakata dalam kurun waktu tertentu terhadap organisasi sosial yang meliputi nilai-nilai norma, kebudayaan, dan sistem sosial, sehingga terbentuk keseimbangan hubungan sosial masyarakat.
b. Ciri-ciri Dinamika Sosial.
Soerjono Soekanto menunjukan ciri-ciri perubahan yang langsung itu sebagai berikut:
- Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang karena setiap masyarakat mengalami perubahan, baik secara cepat atau lambat
- Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu yang akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.
- Perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan terjadinya disorganisasi selama beberapa saat. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.
1) Pengendaliaan Sosial/Pengawasan Sosial
Yaitu segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan masyarakat.
2) Mobilitas Sosial
Lingkup mobilitas sosial meliputi peristiwa sosial dimana individu atau kelompok bergerak atau berpindah dari suatu lapisan sosial kelapisan sosial lainya.
3) Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial merupakan prilaku yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi
4) Perubahan Sosial
Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Perubahan itu menyangkut niali-nilai, norma-norma sosial, dan lain lain.
5) Internasilasi
Yaitu proses panjang sejak seorang individu dilahirkan, sampai ia hampir meninggal.
6) Sosialisasi
Yaitu proses seorang individu dari masa anak-anak sampai masa tuanya belajar pola-pola tindakan berinteraksi dengan segala macam individu sekelilingnya yang menduduki beraneka ragam peranan sosial yang ada dikehidupan sehari-hari.
7) Enkulturasi (Pembudayaan)
Yaitu proses seorang individu dalam mempelajari dan menyesuaikan pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan hidup dalam kebudayaannya.
c. Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial
Perubahan sosial dipengaruhi oleh dua faktor:
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam masyarakat sendiri. Sebagai berikut:
- Penemuan-penemuan baru yang terjadi didalam masyarakat.
- Konflik antar kelompok dalam masyarakat.
- Perubahan aspek dalam demografik (Bertambah dan berkurangnya penduduk).
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar masyarakat. Sebagai berikut ini:
➤ Pengaruh kebudayaan luar
Budaya luar yang masuk dalam masyarakat menandakan adanya kontak dan komunikasi budaya yang berlangsung melalui berbagai media komunikasi dalam masyarakat. Semua konsep yang kita perlukan apabila kita ingin menganalisis proses-proses dinamika dan perubahan masyarakat dan budaya meliputi sebagai berikut.
Budaya luar yang masuk dalam masyarakat menandakan adanya kontak dan komunikasi budaya yang berlangsung melalui berbagai media komunikasi dalam masyarakat. Semua konsep yang kita perlukan apabila kita ingin menganalisis proses-proses dinamika dan perubahan masyarakat dan budaya meliputi sebagai berikut.
- Difusi = Proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dan sejarah keseluruh dunia
- Akulturasi= Proses sosial yang bila bertemu suatu kebudayaan tertentu dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudyaan sendiri
- Asimilasi = Proses perpaduan dua kebudayaaan
- Inovasi/penemuan= Suatu proses pembaruan dan pengunaan sumber alam, energi, tehnologi yang menimbulkan produksi baru.
➤ Peperangan dengan masyarakat lain
Peperangan antara negara satu dengan negara lainnya kadang bisa menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada lembaga masyarakat maupun struktur masyarakatnya.
➤ Pengaruh perubahan lingkungan alam
Salah satu faktor penyebab perubahan yang bersumber dari lingkungan alam seperti terjadinya banjir, longsor, gempa bumi,kebakaran hutan dan lain sebagainya.
d. Dampak Perubahan Sosial
1) Dampak Positif
Adanya dampak positif dari berlangsungnya perubahan sosial sebagai berikut.
Adapun dampak negatif dari perubahan sosial sebagai berikut.
a. Pengertian Keteraturan Sosial
Keteraturan sosial merupakan hasil dari interaksi, karena keteraturan sosial tercipta karena adanya nilai dan norma sosial yang berlaku dalam suatu masyarakat. Kerteraturan Sosial adalah suatu keadaan yang berciri berhubungan sosial yang berlangsung diantara anggota-anggota masyarakat tercermin adanya keselarasan, keserasian dan keharmonisan sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku. Terciptanya keteraturan sosial dalam masyarakat diperlukan tiga persyaratan,yaitu pertama adanya kesadaran, keduanya adanya norma sosial, yang ketiga adanya aparat penegak hukum.
b. Unsur-unsur Keteraturan Sosial
d. Dampak Perubahan Sosial
1) Dampak Positif
Adanya dampak positif dari berlangsungnya perubahan sosial sebagai berikut.
- Munculnya nilai dan norma baru. Suatu nilai dan norma dirasa sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia yang semakin kompleks.
- Adanya struktur dan hubungan sosial baru
- Terjadinya deferensiasi struktural. Deferensiasi Sosial adalah berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru,sehingga lebih memungkinkan anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
- Munculnya budaya ilmuwan
Adapun dampak negatif dari perubahan sosial sebagai berikut.
- Adanya disorientasi nilai dan norma
- Perubahan tingkah laku
- Budaya konsumtif yang semakin besar
- Munculnya konflik sosial vertikal maupun horizontal
- Lembaga-lembaga sosial yang ada tidak dpat berfungsi maksimal
- Banyak penganguran
- Adanya kesenjangan sosial
- Terjadinya berbagai bentuk kerusakan lingkungan dan bencana alam
- Sikap Individualistik
- Gaya hidup kebarat-baratan
a. Pengertian Keteraturan Sosial
Keteraturan sosial merupakan hasil dari interaksi, karena keteraturan sosial tercipta karena adanya nilai dan norma sosial yang berlaku dalam suatu masyarakat. Kerteraturan Sosial adalah suatu keadaan yang berciri berhubungan sosial yang berlangsung diantara anggota-anggota masyarakat tercermin adanya keselarasan, keserasian dan keharmonisan sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku. Terciptanya keteraturan sosial dalam masyarakat diperlukan tiga persyaratan,yaitu pertama adanya kesadaran, keduanya adanya norma sosial, yang ketiga adanya aparat penegak hukum.
b. Unsur-unsur Keteraturan Sosial
1. Tertib Sosial
Yang dimaksud dengan tertib sosial ialah keadaan suatu masyarakat dengan kehidupannya yang teratur,dinamis, sebagai hasil dari hubungan sosial yang harmonis dan selaras dengan norma dan nilai sosial dalam interaksi masyarakat. Tertib sosial ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
2. Order
Order ialah sistem norma dan nilai sosial yang berkembang, diakui, dan dipatuhi oleh seluruh angggota masyarakat. Contoh dari order adalah kerja bakti atau dikenal dengan gotong-royong, tepo seliro atau yang lebih dikenal dengan toleransi. Hal yang berkaitan dengan order:
Keajegan adalah keteraturan sosial yang tetap dan relatif tidak berubah sebagai hasil hubungan selaras antara tindakan, norma, dan nilai dalam interaksi sosial.
4. Pola
Pola artinya gambaran atau corak hubungan sosial yang tetap dalam interaksi sosial. Contoh pola adalah kewajiban untuk menghormati orang yang lebih tua.
Yang dimaksud dengan tertib sosial ialah keadaan suatu masyarakat dengan kehidupannya yang teratur,dinamis, sebagai hasil dari hubungan sosial yang harmonis dan selaras dengan norma dan nilai sosial dalam interaksi masyarakat. Tertib sosial ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
2. Order
Order ialah sistem norma dan nilai sosial yang berkembang, diakui, dan dipatuhi oleh seluruh angggota masyarakat. Contoh dari order adalah kerja bakti atau dikenal dengan gotong-royong, tepo seliro atau yang lebih dikenal dengan toleransi. Hal yang berkaitan dengan order:
- Kepatuhan(complience) berarti mengikuti suatu spesifikasi standar atau hukum yang telah diatur dengan jelas.
- Pelanggaran( deviance) dalam Vander Zanden, pelanggaran dianggap sebgai setatus sosial atau kategori yang terkadang memaksa, mengubah hubungan sosial pelaku terhadap lainnya.
- Sanksi(control sosial), menurut Berry sanksi-sanksi sosial dilakukan melalui tekanan-tekanan sosial terhadap individu-individu dalam interaksi sehari-hari.
Keajegan adalah keteraturan sosial yang tetap dan relatif tidak berubah sebagai hasil hubungan selaras antara tindakan, norma, dan nilai dalam interaksi sosial.
4. Pola
Pola artinya gambaran atau corak hubungan sosial yang tetap dalam interaksi sosial. Contoh pola adalah kewajiban untuk menghormati orang yang lebih tua.
Komentar
Posting Komentar