Metode Etnografi Dalam Institusi Sosial
A. Metode Penelitian Etnografi
Etnografi atau yang biasa disebut dengan field work merupakan metode yang sering digunakan dalam penelitian antropologi melalui sebuah metode partisipasi observasi dengan melibatkan diri peneliti secara langsung ke dalam masyarakat (subjek) yang ditelitinya atau yang dianalisisnya. Etnografi merupakan salah satu metode kualitatif tertua dari penelitian sosial yang sangat tepat digunakan untuk meneliti masalah budaya. Metode ini biasa terpilih sebagai metode penelitian bidang sosial khususnya antropologi.
➤ Keunggulan metode interview sebagai berikut:
Teknik observasi biasa disebut sebagai metode pengamatan lapangan. Terdapat empat macam metode observasi, yaitu:
1) Pengamatan biasa
Pengamatan biasa adalah pengamatan yang dilaksanakan peneliti tanpa terlibat kontak langsung dengan pelaku informan yang menjadi sasaran penelitiannya
2) Pengamatan terkendali
Pada pengamatan terkendali peneliti tidak perlu mengadakan kontak emosional dengan informal informal yang sedang diamati nya pada pengamatan terkendali penelitian terlebih dahulu menulis secara khusus calon-calon informasi informannya sehingga peneliti mudah mengamatinya.
3) Pengamatan terlibat
Dalam antropologi pengamatan terlibat disebut metode partisipasi. Metode pengamatan terlibat dikategorikan ke dalam tiga bentuk penelitian, yaitu keterlibatan pasif, keterlibatan medium, dan keterlibatan aktif.
4) Pengamatan penuh atau lengkap
Clifford dan George menjelaskan bahwa untuk mencapai taraf demikian, pengamatan lengkap memerlukan beberapa persyaratan, yaitu: unsur peneliti, unsur pelaku, responden, atau informan, faktor tempat atau ruang, faktor waktu, peristiwa rutin, faktor ekspresi atau kejiwaan, faktor tujuan.
Untuk mengetahui secara detail mengenai budaya yang diteliti, peneliti etnografi harus tinggal bersama dan berada di tengah-tengah individu atau kelompok masyarakat yang diteliti dalam beberapa waktu. Dengan ini, peneliti akan mengetahui dan memahami apa saja yang dilakukan subjek penelitian, perilaku keseharian, kebiasaan-kebiasaan dilakukan hingga pada pemahaman terhadap simbol-simbol kehidupan subjek penelitian.
c. Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion)
Diskusi kelompok terarah merupakan kegiatan diskusi bersama antara peneliti dengan subjek penelitian secara terarah. Dalam konteks ini, kemampuan peneliti untuk menyajikan isi atau tema utama, mengemasnya dan kemudian mendiskusikan serta mengelola diskusi itu menjadi terarah (dalam arti proses diskusi tetap berada dalam wilayah tema dan tidak terlalu melebar apalagi sampai menyertakan emosi subjek secara berlebihan) menjadi kata kunci dari proses focus group discussion yang baik.
d. Sejarah Hidup (Life History)
Sejarah hidup merupakan catatan panjang dari rinci sejarah hidup subjek penelitian. Melalui catatan sejarah hidup ini peneliti etnografi akan memahami secara detail apa saja yang menjadi kehidupan subjek penelitian dan faktor-faktor yang memengaruhinya termasuk budaya ada di lingkungannya.
e. Analisis Dokumen (Document Analysis)
Analisis dokumen diperlukan untuk menjawab pertanyaan menjadi terarah, di samping menambah pemahaman dan informasi penelitian. Namun, peneliti harus menyadari keterbatasan dokumen di lokasi penelitian. Meski begitu, peneliti dapat mencoba memahami dokumen yang tersedia yang mungkin dapat membantu pemahaman.
Berbagai teknik pengumpulan data di atas biasanya disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan usaha peneliti dalam memaksimalkan data etnografi yang rinci serta utuh. Setelah mendapatkan data-data penting dari lapangan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, Peneliti dapat meletakkan data itu ke dalam sebuah analisis yang diinginkan ataupun tidak, tergantung tujuan dari dilaksanakannya penelitian itu sendiri.
3. Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Etnografi
Berikut keunggulan dan kelemahan penelitian etnografi:
a. Sistem keyakinan atau agama
Sistem agama atau keyakinan merupakan bagian dari kebudayaan manusia. Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mencakup pula tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antarmanusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Masyarakat Indonesia merupakan penganut agama. Pranata agama memiliki beberapa fungsi:
Empat aspek yang menjadi perhatian khusus yaitu:
Di Indonesia, upaya untuk menjaga kerukunan umat beragama dilaksanakan dengan pedoman trikerukunan umat beragama atau trilogi kerukunan umat beragama yaitu:
3. Sistem Politik
Sistem politik yang dimaksud adalah sistem pemerintahan dan kepemimpinan pada suku bangsa tersebut. Masyarakat pada suku bangsa memiliki seorang pemimpin yang dipercaya dapat memimpin wilayahnya. Dalam pekerjaannya, pemimpin dan jajarannya mempunyai tugas pokok masing-masing.
4. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Berbagai sistem ekonomi tersebut, antara lain berburu dan meramu, beternak, bercocok tanam di ladang, menangkap ikan dan bercocok tanam menetap dengan irigasi.
a. Berburu dan Meramu
Berburu dan meramu adalah sistem ekonomi yang paling tua. Berburu dan meramu adalah kegiatan produksi yang lebih banyak dijumpai pada zaman prasejarah atau pada zaman yang masih primitif
b. Bercocok tanam
Bercocock tanam merupakan kegiatan yang bisa dilakukan oleh para petani. Bercocok taman merupakan bentuk kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pokok.
c. Beternak
Beternak merupakan kegiatan produksi masyarakat dalam mencukupi kebutuhan daging. Pada umumnya terdapat dua motif masyarakat dalam menjalankan produksi beternak. Pertama,untuk mencukupi kebutuhan pribadi. Kedua,beternak untuk komersial (dalam artian didistribusikan pada konsumen lain).
d. Perikanan
Produksi perikanan adalah kegiatan produksi untuk memenuhi konsumen terhadap kebutuhan ikan. Di Indonesia,kegiatan ini sudah dikomersialisasikan sejak lama. Banyak daerah-daerah yang mengembangkan perikanan dengan mendirikan tambak-tambak untuk memelihara ikan maupun udang.
5. Bahasa
Bahasa atau sistem perlambangan manusia baik melalui lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Lingkungan memiliki pengaruh yang besar dalam kebahasaan seseorang. Perbedaan bahasa juga dapat dilihat menurut lapisan sosial masyarakat yang bersangkutan tersebut disebut tingkatan sosial bahasa atau social levels of speech.
6. Kesenian
Perhatian terhadap kesenian atau segala ekspresi hasrat manusia akan keindahan,dalam kebudayaan suku-suku bangsa di luar eropa,mula-mula bersifat deskriptif. Para pengarang etnografi masa akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 dalam karangan-karangan mereka seringkali memuat suatu deskripsi mengenai benda benda seni rupa, terutama seni patung, seni ukir, atau seni hias ada benda-benda alat sehari-hari
Etnografi atau yang biasa disebut dengan field work merupakan metode yang sering digunakan dalam penelitian antropologi melalui sebuah metode partisipasi observasi dengan melibatkan diri peneliti secara langsung ke dalam masyarakat (subjek) yang ditelitinya atau yang dianalisisnya. Etnografi merupakan salah satu metode kualitatif tertua dari penelitian sosial yang sangat tepat digunakan untuk meneliti masalah budaya. Metode ini biasa terpilih sebagai metode penelitian bidang sosial khususnya antropologi.
1. Pengertian Metode Etnografi
Istilah etnografi berasal dari kata ethnos yang artinya bangsa dan graphy yang artinya tulisan. Berikut pendapat beberapa ahli antropologi mengenai pengertian etnografi:
Istilah etnografi berasal dari kata ethnos yang artinya bangsa dan graphy yang artinya tulisan. Berikut pendapat beberapa ahli antropologi mengenai pengertian etnografi:
- Menurut pendapat Spradley dalam Yad Mulyadi (1999), etnografi adalah kegiatan menguraikan dan menjelaskan suatu kebudayaan.
- Menurut pendapat Spindler dalam Yad Mulyadi (1999), etnografi adalah kegiatan antropologi di lapangan.
- Menurut pendapat Koentjaraninggrat (1985), isi karangan etnografi adalah suatu deskripsi mengenai kebudaaan suatu suku bangsa.
2. Objek Penelitian Etnografi
Objek penelitian merupakan hal yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Dalam penulisan etnografi, pada umumnya seorang peneliti membatasi objek penelitian dengan mengambil salah satu unsur kebudayaan yang diteliti. Adapun permasalahan yang dapat dideskripsikan dalam penelitian etnografi sebagai berikut:
Objek penelitian merupakan hal yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Dalam penulisan etnografi, pada umumnya seorang peneliti membatasi objek penelitian dengan mengambil salah satu unsur kebudayaan yang diteliti. Adapun permasalahan yang dapat dideskripsikan dalam penelitian etnografi sebagai berikut:
- Sistem Religi
- Upacara-Upacara
- Sistem Kesenian
- Sistem Mata Pencaharian Hidup
- Pola Kebudayaan Suku Bangsa Setempat
3. Ciri Khas Penelitian Etnografi
Ciri khas utama penelitian etnografi yaitu penelitian bersifat holistik atau menyeluruh. Artinya, kajian etnografi tidak hanya mengarahkan perhatiannya kepada salah satu atau beberapa variabel tertentu saja. Menurut Koentjaraningrat (1999), studi etnografi mendeskripsikan kebudayaan suatu suku bangsa yang disusun berdasarkan suatu kerangka etnografi, terdiri atas bab-bab seperti yang tercantum di bawah ini:
Dalam penelitian etnografi ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan sebagai berikut:
Berikut jenis-jenis etnografi menurut Creswell:
a. Etnografi realis
Etnografi realis mengemukakan suatu kondisi objektif suatu kelompok dan biasanya menggunakan sudut pandang orang ketiga dalam laporannya. Jenis penelitian ini menggambarkan fakta detail dan melaporkan apa yang diamati dan didengar oleh partisipan kelompok dengan mempertahankan objektivitas peneliti.
b. Etnografi kritis
Etnografi kritis merupakan penelitian yang merespons isu-isu sosial seperti masalah gender/emansipasi, kekuasaan, status quo, ketidaksamaan hak, ataupu pemerataan.
Adapun jenis-jenis etnografi lainnya yang diungkapkan oleh Gay, Mills, dan Aurasian yaitu; etnografi konvensional, autoetnografi, mikroetnografi, etnografi feminis, etnografi postmodern, studi kasus etnografi.
B. Teknik Penelitian Etnografi
Dalam melakukan penelitian etnografi, peneliti lebih banyak mengandalkan observasi dan partisipasi (kedekatan) dengan subjek penelitiannya selama penelitian berlangsung. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat menganalisis berbagai aktivitas, pemahaman, penafsiran, dan pemaknaan masyarakat terhadap sesuatu atau terhadap subjek penelitian. Wawancara yang mendalam (indepth interview) juga mempermudah peneliti mendapatkan data-data yang dibutuhkan.
1. Langkah-langkah dalam Penelitian Etnografi
a. Unsur atau masalah yang akan diteliti
Dalam hal ini peneliti menentukan apakah masalah penelitian sesuai jika dikaji dengan menggunakan metode etnografi.
b. Metode yang akan dipakai
Seorang peneliti di lapangan terlebih dahulu harus menguasai metode-metode yang terkait dengan kegiatan penelitiannya. Metode yang paling tepat digunakan dalam studi etnografi yaitu:
Kelompok sebaiknya gabungan orang-orang yang telah bersama dalam waktu yang panjang karena di sini akan diteliti pola perilaku, pikiran, dan kepercayaan yang dianut secara bersama. Dalam karangan etnografi, lokasi penelitian yang telah ditentukan perlu dideskripsikan. Deskripsi lokasi penelitian mencakup hal-hal berikut:
e. Menentukan lembaga atau suku bangsa (jika tentang kelompok masyarakat)
f. Pengumpulan informasi dari lapangan mengenai kehidupan kelompok tersebut
Data yang dikumpulkan bisa berupa pengamatan, pengukuran, survei, wawancara, analisis konten, audio visual, pemetaan, dan penelitian jaringan lalu data yang terkumpul dipilah-pilah dan dianalisis.
g. Kegiatan terakhir, yaitu menulis tentang gambaran atau potret menyeluruh dari kelompok budaya tersebut baik dari sudut pandang partisipan maupun dari sudut pandang peneliti itu sendiri.
Semua unsur persiapan itu disusun dalam bentuk proposal. Selain itu, perlu dibuat pula jadwal pelaksanaannya. Setelah selesai mengadakan penelitian, data yang diperoleh harus segera diolah supaya tidak lupa atau ada yang terlewat. Laporan tertulis disusun berdasarkan data yang ditemukan.
2. Instrumen Pengumpul dan Paparan Data Etnografi
Sebagaimana layaknya penelitian kualitatif yang mengedepankan naturalistik dan dalam mendapatkan data yang sifatnya deskriptif maka penelitian etnografi juga memanfaatkan teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian kualitatif pada umumnya namun ada beberapa teknik yang harus Adapun instrumen pengumpul data pada penelitian etnografi adalah sebagai berikut:
a. Wawancara secara Mendalam (Indepth Interview)
Teknik wawancara ini dipakai untuk memperoleh data atau keterangan lebih lanjut dan lebih jauh selain data-data yang diperoleh melalui data observasi. Oleh sebab itu, untuk memperoleh tanggapan yang dikehendaki, wawancara dilakukan dengan teknik-teknik tertentu agar hasil penelitian diperoleh berdasarkan data dan fakta yang akurat yang bersifat kualitatif.
➤ Metode wawancara dilakukan dilaksanakan melalui dua cara, yaitu:
Penerapan metode interview dalam mengumpulkan data untuk penelitian pun memiliki keunggulan dan kelemahan.
Ciri khas utama penelitian etnografi yaitu penelitian bersifat holistik atau menyeluruh. Artinya, kajian etnografi tidak hanya mengarahkan perhatiannya kepada salah satu atau beberapa variabel tertentu saja. Menurut Koentjaraningrat (1999), studi etnografi mendeskripsikan kebudayaan suatu suku bangsa yang disusun berdasarkan suatu kerangka etnografi, terdiri atas bab-bab seperti yang tercantum di bawah ini:
- Nama suku bangsa
- Lokasi, lingkungan alam, dan demografi
- Asal mula dan sejarah
- Bahasa
- Sistem komunikasi
- Sistem mata pencaharian
- Sistem kemasyarakatan
- Sistem pengetahuan
- Kesenian
- Agama dan sistem religi
Dalam penelitian etnografi ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan sebagai berikut:
- Mempertimbangkan tentang informan
- Mengerti informan
- Menyampaikan tujuan informan
- Melindungi privasi informan
- Jangan mengeksploitasi informan
- Memberikan laporan kepada informan
Berikut jenis-jenis etnografi menurut Creswell:
a. Etnografi realis
Etnografi realis mengemukakan suatu kondisi objektif suatu kelompok dan biasanya menggunakan sudut pandang orang ketiga dalam laporannya. Jenis penelitian ini menggambarkan fakta detail dan melaporkan apa yang diamati dan didengar oleh partisipan kelompok dengan mempertahankan objektivitas peneliti.
b. Etnografi kritis
Etnografi kritis merupakan penelitian yang merespons isu-isu sosial seperti masalah gender/emansipasi, kekuasaan, status quo, ketidaksamaan hak, ataupu pemerataan.
Adapun jenis-jenis etnografi lainnya yang diungkapkan oleh Gay, Mills, dan Aurasian yaitu; etnografi konvensional, autoetnografi, mikroetnografi, etnografi feminis, etnografi postmodern, studi kasus etnografi.
B. Teknik Penelitian Etnografi
Dalam melakukan penelitian etnografi, peneliti lebih banyak mengandalkan observasi dan partisipasi (kedekatan) dengan subjek penelitiannya selama penelitian berlangsung. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat menganalisis berbagai aktivitas, pemahaman, penafsiran, dan pemaknaan masyarakat terhadap sesuatu atau terhadap subjek penelitian. Wawancara yang mendalam (indepth interview) juga mempermudah peneliti mendapatkan data-data yang dibutuhkan.
1. Langkah-langkah dalam Penelitian Etnografi
a. Unsur atau masalah yang akan diteliti
Dalam hal ini peneliti menentukan apakah masalah penelitian sesuai jika dikaji dengan menggunakan metode etnografi.
b. Metode yang akan dipakai
Seorang peneliti di lapangan terlebih dahulu harus menguasai metode-metode yang terkait dengan kegiatan penelitiannya. Metode yang paling tepat digunakan dalam studi etnografi yaitu:
- Metode observasi, dalam arti sempit, metode ini dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti luas observasi merupakan proses yang kompleks dan tersusun dari berbagai proses fisiologis maupun psikologis. Dalam metode observasi yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.
- Metode interview, G.W. Allport, seorang peneliti menemukan mengemukakan bahwa metode interview merupakan bentuk metode tanya jawab yang dipergunakan untuk menyelidiki pengalaman, perasaan, motif, serta motivasi rakyat. Adapun menurut Sutrisno Hadi, pakar metode penelitian di Indonesia menyatakan bahwa interview adalah suatu proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik (face-to-face).
Kelompok sebaiknya gabungan orang-orang yang telah bersama dalam waktu yang panjang karena di sini akan diteliti pola perilaku, pikiran, dan kepercayaan yang dianut secara bersama. Dalam karangan etnografi, lokasi penelitian yang telah ditentukan perlu dideskripsikan. Deskripsi lokasi penelitian mencakup hal-hal berikut:
- Ciri-ciri geografis, yaitu mengenai iklim, sifat daerah, keadaan suhu rata-rata dan curah hujan.
- Ciri-ciri geologi dan geomorfologi yang berkaitan dengan kondisi tanah
- Keadaan flora dan fauna.
- Data demografi yang berkaitan dengan kependudukan. Misalnya mengenai: data jumlah penduduk, jenis kelamin, laju natalitas, mortalitas, dan data mengenai migrasi atau mobilitas penduduk.
- Catatan tentang asal mula catatan tentang asal mula sejarah terbentuknya suku bangsa (penduduk di lokasi pengamatan tersebut).
- Untuk melengkapi deskripsi mengenai lokasi penelitian perlu dilengkapi dengan peta-peta yang memenuhi syarat ilmiah.
e. Menentukan lembaga atau suku bangsa (jika tentang kelompok masyarakat)
f. Pengumpulan informasi dari lapangan mengenai kehidupan kelompok tersebut
Data yang dikumpulkan bisa berupa pengamatan, pengukuran, survei, wawancara, analisis konten, audio visual, pemetaan, dan penelitian jaringan lalu data yang terkumpul dipilah-pilah dan dianalisis.
g. Kegiatan terakhir, yaitu menulis tentang gambaran atau potret menyeluruh dari kelompok budaya tersebut baik dari sudut pandang partisipan maupun dari sudut pandang peneliti itu sendiri.
Semua unsur persiapan itu disusun dalam bentuk proposal. Selain itu, perlu dibuat pula jadwal pelaksanaannya. Setelah selesai mengadakan penelitian, data yang diperoleh harus segera diolah supaya tidak lupa atau ada yang terlewat. Laporan tertulis disusun berdasarkan data yang ditemukan.
2. Instrumen Pengumpul dan Paparan Data Etnografi
Sebagaimana layaknya penelitian kualitatif yang mengedepankan naturalistik dan dalam mendapatkan data yang sifatnya deskriptif maka penelitian etnografi juga memanfaatkan teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian kualitatif pada umumnya namun ada beberapa teknik yang harus Adapun instrumen pengumpul data pada penelitian etnografi adalah sebagai berikut:
a. Wawancara secara Mendalam (Indepth Interview)
Teknik wawancara ini dipakai untuk memperoleh data atau keterangan lebih lanjut dan lebih jauh selain data-data yang diperoleh melalui data observasi. Oleh sebab itu, untuk memperoleh tanggapan yang dikehendaki, wawancara dilakukan dengan teknik-teknik tertentu agar hasil penelitian diperoleh berdasarkan data dan fakta yang akurat yang bersifat kualitatif.
➤ Metode wawancara dilakukan dilaksanakan melalui dua cara, yaitu:
- Wawancara berencana dilaksanakan melalui teknik-teknik seperti menyusun sejumlah pertanyaan sedemikian rupa dalam bentuk kuesioner atau angket.
- Wawancara tanpa rencana, seperti yang digunakan dalam teknik kuesioner atau angket, dilaksanakan untuk memperoleh tanggapan yang cukup luas menyangkut aspek-aspek kejiwaan yang sangat dalam. Misalnya, wawancara untuk memperoleh tanggapan tentang pandangan hidup atau sistem keyakinan dan keagamaan.
- Wawancara tertutup, terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya sangat terbatas.
- Wawancara terbuka adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya dapat berupa keterangan-keterangan atau cerita-cerita yang lebih luas.
- Sebagai metode primer, interview digunakan sebagai metode pokok dan satu-satunya alat pengumpul data yang diperlukan dalam suatu.
- Sebagai metode pelengkap, hasil interview dimaksudkan untuk melengkapi data hasil pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya.
- Sebagai kriterium, interview dilakukan untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu data yang telah diperoleh.
Penerapan metode interview dalam mengumpulkan data untuk penelitian pun memiliki keunggulan dan kelemahan.
➤ Keunggulan metode interview sebagai berikut:
- Merupakan salah satu metode terbaik yang dipergunakan untuk menilai keadaan pribadi.
- Tidak dibatasi oleh tingkatan umur dan tingkatan pendidikan subjek yang diteliti.
- Dalam penelitian-penelitian sosial, metode interview merupakan metode pelengkap yang sering digunakan.
- Dengan unsur fleksibilitas/keluwesan yang dimilikinya,metode ini cocok digunakan sebagai kriterium atau alat verifikasi terhadap data yang diperoleh.
- Dapat dilaksanakan sambil melakukan observasi.
- Tidak efisien, memboroskan waktu, biaya, dan tenaga.
- Sangat bergantung pada kesediaan, kemampuan, dan situasi yang ada pada narasumber, sehingga informasi yang diperoleh ketelitiannya kurang.
- Proses dan isi interview sangat mudah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan sekitar yang memberikan tekanan-tekanan yang mengganggu.
- Diperlukan pewawancara yang mampu menguasai bahasa narasumber atau mampu berkomunikasi dengan baik.
- Hanya sesuai untuk jumlah narasumber yang terbatas. Sebab, jika narasumber dalam jumlah banyak dan heterogen diperlukan banyak pewawancara.
Teknik observasi biasa disebut sebagai metode pengamatan lapangan. Terdapat empat macam metode observasi, yaitu:
1) Pengamatan biasa
Pengamatan biasa adalah pengamatan yang dilaksanakan peneliti tanpa terlibat kontak langsung dengan pelaku informan yang menjadi sasaran penelitiannya
2) Pengamatan terkendali
Pada pengamatan terkendali peneliti tidak perlu mengadakan kontak emosional dengan informal informal yang sedang diamati nya pada pengamatan terkendali penelitian terlebih dahulu menulis secara khusus calon-calon informasi informannya sehingga peneliti mudah mengamatinya.
3) Pengamatan terlibat
Dalam antropologi pengamatan terlibat disebut metode partisipasi. Metode pengamatan terlibat dikategorikan ke dalam tiga bentuk penelitian, yaitu keterlibatan pasif, keterlibatan medium, dan keterlibatan aktif.
4) Pengamatan penuh atau lengkap
Clifford dan George menjelaskan bahwa untuk mencapai taraf demikian, pengamatan lengkap memerlukan beberapa persyaratan, yaitu: unsur peneliti, unsur pelaku, responden, atau informan, faktor tempat atau ruang, faktor waktu, peristiwa rutin, faktor ekspresi atau kejiwaan, faktor tujuan.
Untuk mengetahui secara detail mengenai budaya yang diteliti, peneliti etnografi harus tinggal bersama dan berada di tengah-tengah individu atau kelompok masyarakat yang diteliti dalam beberapa waktu. Dengan ini, peneliti akan mengetahui dan memahami apa saja yang dilakukan subjek penelitian, perilaku keseharian, kebiasaan-kebiasaan dilakukan hingga pada pemahaman terhadap simbol-simbol kehidupan subjek penelitian.
c. Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion)
Diskusi kelompok terarah merupakan kegiatan diskusi bersama antara peneliti dengan subjek penelitian secara terarah. Dalam konteks ini, kemampuan peneliti untuk menyajikan isi atau tema utama, mengemasnya dan kemudian mendiskusikan serta mengelola diskusi itu menjadi terarah (dalam arti proses diskusi tetap berada dalam wilayah tema dan tidak terlalu melebar apalagi sampai menyertakan emosi subjek secara berlebihan) menjadi kata kunci dari proses focus group discussion yang baik.
d. Sejarah Hidup (Life History)
Sejarah hidup merupakan catatan panjang dari rinci sejarah hidup subjek penelitian. Melalui catatan sejarah hidup ini peneliti etnografi akan memahami secara detail apa saja yang menjadi kehidupan subjek penelitian dan faktor-faktor yang memengaruhinya termasuk budaya ada di lingkungannya.
e. Analisis Dokumen (Document Analysis)
Analisis dokumen diperlukan untuk menjawab pertanyaan menjadi terarah, di samping menambah pemahaman dan informasi penelitian. Namun, peneliti harus menyadari keterbatasan dokumen di lokasi penelitian. Meski begitu, peneliti dapat mencoba memahami dokumen yang tersedia yang mungkin dapat membantu pemahaman.
Berbagai teknik pengumpulan data di atas biasanya disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan usaha peneliti dalam memaksimalkan data etnografi yang rinci serta utuh. Setelah mendapatkan data-data penting dari lapangan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, Peneliti dapat meletakkan data itu ke dalam sebuah analisis yang diinginkan ataupun tidak, tergantung tujuan dari dilaksanakannya penelitian itu sendiri.
3. Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Etnografi
Berikut keunggulan dan kelemahan penelitian etnografi:
a. Keunggulan Penelitian Etnografi
Kekuatan etnografi oleh Anne Suryani (2008,124) dijelaskan bahwa etnografi menyediakan kesempatan yang lebih dalam mengumpulkan data yang lengkap dan relevan dalam menjawab permasalahan karena penelitian etnografi ini mengadakan penelitian secara mendalam dan bersifat partisipan. Etnografi juga mempertimbangkan data dari sumber terbaik untuk studi perbandingan dan analisis. Seorang etnografer juga dapat berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dengan memperhatikan, mendengar, bertanya, dan mengumpulkan data.
b. Kelemahan Penelitian Etnografi
Dalam penelitian etnografi, peneliti hanya dapat meneliti sedikit atau bahkan hanya satu kasus dan hasil dari penelitian etnografi tidak dapat digeneralisasi ke dalam konteks sosial yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti dianggap sebagai instrumen primer dalam mengumpulkan data.
Metode etnografi yang digunakan dalam penelitian sangat berbeda dengan penelitian sosial yang umumnya digunakan. Dalam penelitian sosial, peneliti harus memberikan solusi dari permasalahan yang ditemukan di lapangan. Sedangkan metode etnografi hanya mengkaji permasalahan yang muncul di lingkungan masyarakat saja.
C. Kelompok Etnik atau Suku Bangsa di Indonesia
Istilah etnografi untuk suatu kebudayaan dengan corak khas adalah suku bangsa (dalam bahasa) Inggris disebut “ethnic group” dan bila diterjemahkan secara harfiah berarti ”kelompok etnik”. Namun disini digunakan istilah suku bangsa saja karena sifat kesatuan dari suku bangsa bukan kelompok melainkan golongan.
1. Pengertian Suku Bangsa
Di Indonesia istilah kelompok etnik dapat di sama artikan dengan suku bangsa, di samping ada pula yang menyebutkan dengan golongan etnik misalnya golongan etnis Tionghoa. Istilah etnik berasal dari bahasa Yunani ethnikos yang berarti memiliki 1 kebangsaan atau kelompok asing. Menurut Diningrat 1990 menyatakan suku bangsa sebagai kelompok sosial atau kesatuan hidup yang memiliki sistem interaksi yang ada karena kontinuitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri.
2. Ciri-Ciri Suku Bangsa
Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut, seperti kesamaan budaya ,bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis. Adapun salah satu ciri suku bangsa sebagai berikut.
3. Terbentuknya Suku Bangsa di Indonesia
Di Indonesia terdapat puluhan mungkin ratusan suku bangsa, di mana suku bangsa itu menempati daerahnya masing-masing. Suku bangsa atau kelompok etnik adalah suatu golongan manusia yang anggota anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesama, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Konsep yang tercakup dalam istilah "suku bangsa”, adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan "kesatuan kebudayaan". Secara etnik, bangsa Indonesia adalah bangsa yang yang majemuk dengan jumlah etnik yang besar. Jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia sendiri saat ini sulit ditentukan dikarenakan adanya perbedaan pendapat dari para peneliti. Secara garis besar, berikut suku bangsa yang ada di Indonesia:

D. Institusi-Institusi Sosial
Soerjono Soekanto menyebut istilah institusi sosial dengan lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan. Ia mendefinisikan lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan norma-norma segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam masyarakat.Institusi sosial bermacam-macam yaitu sistem kekerabatan, religi, pollitik, mata pencaharian hidup, dan kesenian.
1. Sistem Kekerabatan
Kekerabatan berasal dari kata kerabat yang artinya dekat(pertalian keluarga), sedarah daging, atau keturunan yang sama. Jadi kekerabatan merupakan huungan kekeluargaan seseorang dengan orang lain yang mempunyai hubungan darah atau keturunan yang sama dalam satu keluarga. Sistem kekerabatan di bagi menjadi tiga yaitu:
a. Bilateral (parental)
Yaitu sistem kekerabatan yang menghitung hubungan keluarga melalui garis ayah dan ibu. Ciri-ciri sistem kekerabatan bilateral:

b.
Matrilineal
Yaitu sistem kekerabatan berdasarkan garis keturunan ibu. Setiap anak yang lahir akan menjadi kerabat keluarga ibunya. Ciri-ciri sistem matrilineal:

c. Patrilineal
Yaitu sistem kekerabatan berdasarkan alur keturunan ayah. Kata patrilineal biasanya disamakan dengan patriarki yang berarti kekuasaan berada ditangan ayah atau pihak laki-laki. Penganut patrilineal,antara lain bangsa Arab,suku Rejang,dan suku Batak,di Bali juga menganut sistem patrilineal

2. Sistem Religi
Beberapa unsur sistem religi yaitu, sistem keyakinan,upacara keagamaan,dan umat yang menganut religi.
Kekuatan etnografi oleh Anne Suryani (2008,124) dijelaskan bahwa etnografi menyediakan kesempatan yang lebih dalam mengumpulkan data yang lengkap dan relevan dalam menjawab permasalahan karena penelitian etnografi ini mengadakan penelitian secara mendalam dan bersifat partisipan. Etnografi juga mempertimbangkan data dari sumber terbaik untuk studi perbandingan dan analisis. Seorang etnografer juga dapat berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dengan memperhatikan, mendengar, bertanya, dan mengumpulkan data.
b. Kelemahan Penelitian Etnografi
Dalam penelitian etnografi, peneliti hanya dapat meneliti sedikit atau bahkan hanya satu kasus dan hasil dari penelitian etnografi tidak dapat digeneralisasi ke dalam konteks sosial yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti dianggap sebagai instrumen primer dalam mengumpulkan data.
Metode etnografi yang digunakan dalam penelitian sangat berbeda dengan penelitian sosial yang umumnya digunakan. Dalam penelitian sosial, peneliti harus memberikan solusi dari permasalahan yang ditemukan di lapangan. Sedangkan metode etnografi hanya mengkaji permasalahan yang muncul di lingkungan masyarakat saja.
C. Kelompok Etnik atau Suku Bangsa di Indonesia
Istilah etnografi untuk suatu kebudayaan dengan corak khas adalah suku bangsa (dalam bahasa) Inggris disebut “ethnic group” dan bila diterjemahkan secara harfiah berarti ”kelompok etnik”. Namun disini digunakan istilah suku bangsa saja karena sifat kesatuan dari suku bangsa bukan kelompok melainkan golongan.
1. Pengertian Suku Bangsa
Di Indonesia istilah kelompok etnik dapat di sama artikan dengan suku bangsa, di samping ada pula yang menyebutkan dengan golongan etnik misalnya golongan etnis Tionghoa. Istilah etnik berasal dari bahasa Yunani ethnikos yang berarti memiliki 1 kebangsaan atau kelompok asing. Menurut Diningrat 1990 menyatakan suku bangsa sebagai kelompok sosial atau kesatuan hidup yang memiliki sistem interaksi yang ada karena kontinuitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri.
2. Ciri-Ciri Suku Bangsa
Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut, seperti kesamaan budaya ,bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis. Adapun salah satu ciri suku bangsa sebagai berikut.
- Secara tertutup berkembang biak dalam kelompoknya
- Mempunyai anggota yang mengenali dirinya serta dikenal oleh orang lain sebagai bagian dari satu kategori yang dibedakan dengan yang lain.
3. Terbentuknya Suku Bangsa di Indonesia
Di Indonesia terdapat puluhan mungkin ratusan suku bangsa, di mana suku bangsa itu menempati daerahnya masing-masing. Suku bangsa atau kelompok etnik adalah suatu golongan manusia yang anggota anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesama, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Konsep yang tercakup dalam istilah "suku bangsa”, adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan "kesatuan kebudayaan". Secara etnik, bangsa Indonesia adalah bangsa yang yang majemuk dengan jumlah etnik yang besar. Jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia sendiri saat ini sulit ditentukan dikarenakan adanya perbedaan pendapat dari para peneliti. Secara garis besar, berikut suku bangsa yang ada di Indonesia:

D. Institusi-Institusi Sosial
Soerjono Soekanto menyebut istilah institusi sosial dengan lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan. Ia mendefinisikan lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan norma-norma segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam masyarakat.Institusi sosial bermacam-macam yaitu sistem kekerabatan, religi, pollitik, mata pencaharian hidup, dan kesenian.
1. Sistem Kekerabatan
Kekerabatan berasal dari kata kerabat yang artinya dekat(pertalian keluarga), sedarah daging, atau keturunan yang sama. Jadi kekerabatan merupakan huungan kekeluargaan seseorang dengan orang lain yang mempunyai hubungan darah atau keturunan yang sama dalam satu keluarga. Sistem kekerabatan di bagi menjadi tiga yaitu:
a. Bilateral (parental)
Yaitu sistem kekerabatan yang menghitung hubungan keluarga melalui garis ayah dan ibu. Ciri-ciri sistem kekerabatan bilateral:
- Keturunan dihitung menurut garis keturunan ayah dan ibu.
- Anak laki-laki maupun anak perempuan mempunyai hak yang sama atas peninggalan orang tuanya.
- Mempunyai hak yang sama dalam mengemban tugas apapun.

b.
Yaitu sistem kekerabatan berdasarkan garis keturunan ibu. Setiap anak yang lahir akan menjadi kerabat keluarga ibunya. Ciri-ciri sistem matrilineal:
- Keturunan dihitung menurut garis ibu.
- Suku terbentuk menurut garis keturunan ibu.
- Tiap orang diharuskan kawin dengan orang luar sukunya atau eksogami karena di minangkabau dilarang kawin sesuku.
- Perkawinan bersifat matrilokal, yaitu suami mengunjungi dan tinggal di rumah istrinya.
- Hak-hak dan pusaka diwariskan oleh ibu kepada kemenakannya dan dari saudara laki-laki ibu kepada anak dari saudara perempuan.

c. Patrilineal
Yaitu sistem kekerabatan berdasarkan alur keturunan ayah. Kata patrilineal biasanya disamakan dengan patriarki yang berarti kekuasaan berada ditangan ayah atau pihak laki-laki. Penganut patrilineal,antara lain bangsa Arab,suku Rejang,dan suku Batak,di Bali juga menganut sistem patrilineal

2. Sistem Religi
Beberapa unsur sistem religi yaitu, sistem keyakinan,upacara keagamaan,dan umat yang menganut religi.
a. Sistem keyakinan atau agama
Sistem agama atau keyakinan merupakan bagian dari kebudayaan manusia. Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mencakup pula tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antarmanusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Masyarakat Indonesia merupakan penganut agama. Pranata agama memiliki beberapa fungsi:
- Fungsi ajaran atau agama
- Fungsi hukum
- Fungsi sosial
- Fungsi ritual
- Fungsi transformatif
Empat aspek yang menjadi perhatian khusus yaitu:
- Tempat upacara keagamaan dilakukan
- Saat-saat upacara keagamaan dijalankan
- Benda-benda dan alat upacara
- Orang- orang yang melakukan dan pemimpin upacara
Di Indonesia, upaya untuk menjaga kerukunan umat beragama dilaksanakan dengan pedoman trikerukunan umat beragama atau trilogi kerukunan umat beragama yaitu:
- Rukun intern umat beragama
- Rukun antar umat beragama
- Rukun antar umat agama dan pemerintah
3. Sistem Politik
Sistem politik yang dimaksud adalah sistem pemerintahan dan kepemimpinan pada suku bangsa tersebut. Masyarakat pada suku bangsa memiliki seorang pemimpin yang dipercaya dapat memimpin wilayahnya. Dalam pekerjaannya, pemimpin dan jajarannya mempunyai tugas pokok masing-masing.
4. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Berbagai sistem ekonomi tersebut, antara lain berburu dan meramu, beternak, bercocok tanam di ladang, menangkap ikan dan bercocok tanam menetap dengan irigasi.
a. Berburu dan Meramu
Berburu dan meramu adalah sistem ekonomi yang paling tua. Berburu dan meramu adalah kegiatan produksi yang lebih banyak dijumpai pada zaman prasejarah atau pada zaman yang masih primitif
b. Bercocok tanam
Bercocock tanam merupakan kegiatan yang bisa dilakukan oleh para petani. Bercocok taman merupakan bentuk kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pokok.
c. Beternak
Beternak merupakan kegiatan produksi masyarakat dalam mencukupi kebutuhan daging. Pada umumnya terdapat dua motif masyarakat dalam menjalankan produksi beternak. Pertama,untuk mencukupi kebutuhan pribadi. Kedua,beternak untuk komersial (dalam artian didistribusikan pada konsumen lain).
d. Perikanan
Produksi perikanan adalah kegiatan produksi untuk memenuhi konsumen terhadap kebutuhan ikan. Di Indonesia,kegiatan ini sudah dikomersialisasikan sejak lama. Banyak daerah-daerah yang mengembangkan perikanan dengan mendirikan tambak-tambak untuk memelihara ikan maupun udang.
5. Bahasa
Bahasa atau sistem perlambangan manusia baik melalui lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Lingkungan memiliki pengaruh yang besar dalam kebahasaan seseorang. Perbedaan bahasa juga dapat dilihat menurut lapisan sosial masyarakat yang bersangkutan tersebut disebut tingkatan sosial bahasa atau social levels of speech.
6. Kesenian
Perhatian terhadap kesenian atau segala ekspresi hasrat manusia akan keindahan,dalam kebudayaan suku-suku bangsa di luar eropa,mula-mula bersifat deskriptif. Para pengarang etnografi masa akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 dalam karangan-karangan mereka seringkali memuat suatu deskripsi mengenai benda benda seni rupa, terutama seni patung, seni ukir, atau seni hias ada benda-benda alat sehari-hari
Komentar
Posting Komentar